Marahmu tak "SEPEDAS" harga "CABE"
07 Agustus 2019 10:38:47 WIB
Wagimin, salah seorang THL di Desa Giriasih meyikapi mahalnya harga Cabe dengan cara menanam sendiri di area komplek Balai Desa. Hal ini dilakukan karena Harga cabai di Kabupaten Gunungkidul tinggi mencapai Rp 50.000-Rp 75.000/ kilogram (kg).
Mahalnya harga cabai di wilayah Gunungkidul disebabkan karena banyak faktor di antaranya pasokan dari daerah produsen seperti dari Sleman, Bantul, Klaten dan Magelang, Jawa Tengah menurun akibat terdampak kekeringan. Lantaran pasokan dari daerah produsen turun drastis menyebabkan harganya melambung. Terlebih saat ini merupakan bulan baik untuk hajatan hingga tingkat konsumsi maupun kebutuhan meningkat.
Dampak kekeringan di sejumlah daerah memang sangat dirasakan petani cabai dan sayuran. Untuk di Desa Giriasih, Purwosari yang selama ini mengandalkan air sumber dari mata air pego dan Manggung juga mengalami penurunan debit air hingga berdampak pada petani cabai menurun drastis.
Sementara itu, pemilik usaha warung makanan di sekitar Kompleks Desa Giriasih, Nuryani juga mengeluhkan mahalnya harga cabai. Dia menilai bahwa kenaikan harga cabai sudah tidak masuk akal lagi, bukan sekadar mengalami kenaikan tetapi berganti harga.
Karena sebelumnya harga cabai rawit merah hanya dalam kisaran Rp 30.000/kg, tetapi kini naik lebih dari dua kali lipat. Selain cabai rawit merah juga terdapat komoditas lain khususnya jenis sayuran yang mengalami kenaikan harga, yakni wortel dan bawang.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |