Warga Giriasih Serbu Ungkrung, Makanan Ekstrim Gunungkidul

KAMITUWA 07 Januari 2020 18:11:44 WIB

GIRIASIH (SIDA) - Musim hujan menjadi berkah tersendiri bagi warga Desa Giriasih Kecamatan Purwosari, Gunungkidul. Ada tambahan protein gratis yang disediakan alam. Dengan catatan, tidak punya alergi khusus atau tidak risih melihatnya.

Protein gratis itu adalah ungkrung atau pupa ulat pohon jati. Orang Gunungkidul menyebutnya ungkrung. Di daerah lain ada juga yang menyebutnya ungker atau enthung.

Tak hanya dikonsumsi, keberadaan ungkrung ternyata turut mendongkrak perekonomian di sejumlah wilayah di Gunungkidul. Bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan harga jual ungkrung yang mencapai Rp 80 ribu per kilonya.

Hasil gambar untuk ungkrung jati

Tampak pula beberapa sedang sibuk membongkar bebatuan yang berada di sekitar pohon jati tersebut dengan sebuah batang kayu. Selanjutnya, setelah mendapat benda berukuran kecil, mereka langsung memasukkan ke sebuah plastik.

Penasaran dengan apa yang dilakukan orang-orang itu, di wilayah bawah pohon jati Ternyata mereka tengah mencari pupa ulat jati atau yang lebih dikenal masyarakat Giriasih dengan sebutan ungkrung.

Ada ribuan atau bahkan jutaan ungkrung. Ungkrung-ungkrung tersebut semula memakan daun-daun jati yang tumbuh seiring turunnya hujan. Dalam proses metamorfosanya, ungkrung kemudian akan turun ke tanah untuk 'bertapa' menjadi pupa.

Hasil gambar untuk ungkrung jati

Pada saat itulah warga akan mengambilinya. Diutamakan yang diambil adalah ungkrung atau yang sudah menjadi pupa, namun kadang-kadang masih bercampur ulatnya. Pasti tetap saja ada ungkrung yang terlewat dan selamat, selanjutnya akan menjadi kupu-kupu yang akan bertelur di daun jati berikutnya.

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar